Selamat pagi, jika di sana pagi. Selamat siang, jika di sana siang. Selamat sore, jika di sana matahari mulai merunduk ke arah barat. Selamat malam, jika langit di kepalamu penuh gelap–gulita. Maaf, awal surat ini tak begitu baik. Aku bukan seorang penulis yang pandai merajut kata melalui pena. Selain itu, karena aku tak pernah tahu kapan kau membaca surat ini. Oh iya, aku sampai lupa. Apa kabar, Bim? Lama juga ya tidak surat-menyurat seperti ini. Aku mengirim surat ini hanya ingin meminta pendapatmu, tentang hal paling basi dari romansa remaja. Apalagi, selain rindu. Kemarin, temanku mengatakan bahwa sebaik-baiknya rindu adalah yang dihadiahi sebuah temu. Apa kamu setuju dengan itu? Ia menceritakan padaku kisah cinta "Gilang dan Luna" yang romantis juga membuatku ingin bilang najis ! , aku sampai mual mendengarnya. Apa kau tidak keberatan jika aku bercerita disini? Aku hanya ingin tahu, apakah kau juga mual atau tidak. Hahaha, aku tahu kau paling benci cerita cinta